PASTIKAN ANDA MENEMUKAN KAMBING ETAWA GALUR MURNI BERKUALITAS HANYA DI BINNELLA FARM

Senin, 15 Februari 2010

BREEDING

PELAJARAN BERHARGA.

Tanggal 23 Januari 2010, Jam 5.00 ba’da subuh saya berangkat dr Solo ke Purworejo tepatnya ke Kali Gesing untuk melihat 4 ekor kambing saya dikandang Pak Sumar untuk nitip dikawinkan.

Setelah mampir sebentar di Condong Catur untuk membeli obat radang sendi untuk kambing saya , perjalanan dilanjutkan ke Pasar Pendem.
Tepat Jam 8.00 pagi saya tiba di tempat tujuan.

Pasar sangat ramai sampai2 saya kesulitan memarkir kendaraan. Cukup banyak kambing yang keluar dan bagus2. Ada 1 ekor kambing cempe betina milik Pak Agung dari Kutoarjo yang ditawarkan seharga Rp. 40 jt.

Setelah hampir 1 jam melihat-lihat keadaan pasar, saya menuju warung kopi untuk sekedar minum teh. Diwarung sudah kumpul teman-teman peternak …Mas Sugi & Mas Baduwi / jemblung dari Godean, Mas Joko dari Purworejo, Pak Slamet dari Nganggring dan Dr. Brian dari Bogor.

Setelah berbasa-basi sejenak dan memesan teh, saya meminta saran dari rekan2 peternak mengenai sakit kambing saya ( anggun kambing saya kupingnya seperti scabies / kurap ) yang tidak sembuh2.

Disitulah awal perbincangan yang cukup serius saya dengan Dr. Brian.
Kecenderungan kita peternak kecil adalah apabila kambingnya sakit , bertanya ke dokter hewan, mantri ataupun rekan2 peternak bagaimana penyembuhannya atau obat apa yang bisa menyembuhkannya.

Tapi bagi peternak besar yang mempunyai kambing lebih dari 100 ekor... lebih ke pencegahan, bagaimana agar penyakit tidak menyerang kambing dan kandangnya, apapun jenis penyakitnya. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari biaya yang tinggi akibat pembelian obat.

Maka dibutuhkan penelitian sebelum memilih tempat atau kandang pemeliharaan kambing. Itu menyangkut letak kambing ( keterpaparan terhadap sinar matahari ), kecepatan angin dan kelembaban. Hal ini akan kita bahas mendetail di lain waktu.
Pada saat ini penulis hanya ingin memfokuskan pada ” breeding ”, Dimana dr. Brian melihat bahwa ada kecenderungan kekeliruan dari peternak mengenai masalah ” breeding ” ini.

Pertama,
Kecenderungan Peternak didaerah sekitar Kali Gesing / Pasar Pendem yang mengawinkan induknya hampir 70 % ke Pejantan Pak Sumar. Karena ingin mendapatkan Kuping yang panjang, ...tanpa pencatatan.. sehingga apabila dikawinkan dapat mengakibatkan ” INBREEDING ”, yang dapat mengakibatkan cacat pada cempe yang dilahirkan.

Pertanyaanya : Kenapa INBREEDING ???

Ini disebabkan banyaknya gen keturunan Kambing Pejantan Pak Sumar di sekeliling Kali Gesing sehingga dapat mengakibatkan perkawinan sedarah.
Memang ada beberapa teori yang menyebutkan bahwa Perkawinan Inbreeding antara hasil dan resiko adalah sebanding.

Maksudnya keberhasilan mendapatkan anak kambing SUPER sebanding dengan resiko kegagalannya.

Hanya setelah penulis mendiskusikan pada beberapa dokter hewan, mereka sepakat untuk menghindari perkawinan Inbreeding tersebut.

Kedua,
kecenderungan peternak yang menjual cempe( F1 ) nya yang SUPER hasil dari Perkawinan Pejantan A ( juara ... ) dan Induk A ( juara... )

Yang seyogyanya atau sebaiknya adalah ..... apabila anak kambing ( cempe F1 ) tersebut membawa gen ” DOMINAN ” dari Pejantan dan Induk ( yang Juara ).........Peternak TIDAK MENJUAL CEMPENYA.

Secara ”EKSTRIM” apabila memang kesulitan keuangan, yang sebaiknya di jual adalah Pejantan atau Induknya ( walaupun mungkin dengan berat hati daripada anaknya / cempenya yang ” DOMINAN ” yang di jual.

Karena secara prinsip genetika, anak kambing / cempe yang ”DOMINAN ” akan membawa gen Pejantan & Induknya, dan akan menghasilkan anak / cempe F2 yang lebih baik.
Bagaimana cara mendapatkan F2 yang lebih baik ??

Ini dapat terjadi apabila F1 DOMINAN dikawinkan dengan Pejantan atau Induk Juara lainnya dengan catatan yang lahir adalah keturunan ”DOMINAN ” bukan ” RESESIF ”. ( saya harus buka pelajaran Biologi SMA kembali untuk mengingati istilah DOMINAN & RESESIF ini ).

Apakah arti DOMINAN dan RESESIF ???

DOMINAN adalah faktor gen yang dibawa dari sifat induk dan pejantannya, baik dari segi warna, bentuk fisik ( baik kualitas dan kuantitas )yang dominan.

RESESIF adalah faktor gen yang dibawa dari sifat induk dan pejantan, baik dari segi kuantitas atau kualitas yang tidak dominan.

Dengan kata lain apabila Induk Cempe F1 dikawinkan dengan pejantan B... dibandingkan dengan Cempe F1 dikawinkan dengan pejantan B, ..........tingkat keberhasilan untuk mendapatkan anak kambing / cempe yang lebih baik akan dihasilkan dari Cempe F1 .

Kemungkinan Cempe F 2 ( anak dari cempe F1 ) akan lebih baik gennya dibandingkan dengan Cempe F1 ( anak dari induk cempe F1 ). Dengan catatan kedua-duanya menghasilkan anak yang ” DOMINAN ” secara genetik dari kedua orang tuanya.

Apabila cempe F1 melahirkan anak F2 yang RESESIF, kita tidak boleh putus asa untuk bersabar untuk mendapatkan F2 yang DOMINAN.

Begitu seterusnya , untuk mendapatkan Cempe F3 , diharapkan peternak melakukan langkah-langkah seperti diterangkan sebelumnya.

Itulah mengapa... apabila diharuskan memilih..., lebih baik menjual Induk A atau Pejantan A daripada harus menjual Cempe F1 nya yang DOMINAN ( baik cempenya jantan atau betina )tentunya.

Memang butuh waktu dan pengorbanan,... tapi sebanding dengan hasil yang akan didapat apabila kita sebagai peternak atau ” BREEDER ” dapat menghasilkan anak kambing atau cempe2 terbaik yang akan didapat pada perkawinan ke 3 ( F3 ). Atau sampai ke perkawinan ke 5 ( F5 ).

Sehingga akan terhindar kemungkinan dari Pejantan kepala hitam dikawinkan dengan induk kepala hitam, menghasilkan anak kambing kepala coklat ( ini dari segi warna ), puting susu 4 buah atau kaki berbentuk X. Dan masih banyak lagi kelainan genetik lainnya.

Semuanya dapat diterangkan dalam ilmu genetika ( ini kita berbicara ilmu genetika, mohon tidak dikaitkan dengan TAKDIR ), karena banyak perkawinan hanya sampai tingkat F1 sehingga gen2 RESESIF dari keturunan pejantan & induk sebelumnya masih bisa keluar.

Berbeda apabila perkawinannya dilakukan sampai minimal ke F3 atau F5

Dari perbincangan saya dengan dr. Brian dan sedikit mengingat Ilmu Genetika yang saya pelajari waktu SMA, masuk akal. Bahwa tingkat keberhasilan untuk mendapatkan anak kambing atau cempe yang baik atau super sesuai dengan sifat- sifat pejantan dan induknya...secara statistik sangat tinggi ; mengingat anak kambing atau cempe yang dilahirkan membawa 4 sifat genetik dari 4 kambing juara atau setidaknya dari Peringkat10 besar ( ini apabila susah mendapatkan pinjaman pejantan juara ).

Yang terakhir, tetap kita sebagai peternak harus berdoa setelah berusaha. Karena hanya dengan berdoa kepada ALLAH SWT, insya allah semua dapat tercapai.

Dengan segala keterbatasan pengetahuan yang penulis punya, mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan.

Ini disebabkan karena Penulis memang tidak dalam kapasitas sebagai ahli genetika hanya sebagai penterjemah perbincangan saya dengan dr. Brian ( dokter hewan, praktisi / pengusaha kambing PE ) dan sedikit membuka memori pelajaran Genetika sewaktu di SMA 23 tahun yang lalu.

Mohon koreksinya apabila ada kekeliruan atau salah kutip demi kemajuan peternak Indonesia.

Bravo Peternak Indonesia.

1 komentar: